Home Mengasah Spiritual Mencerdaskan Intelektual: KEUTAMAAN MENUNTUT ILMU

2012/06/02

KEUTAMAAN MENUNTUT ILMU


HAKIKAT DAN MANFAAT MENUNTUT ILMU
(Buletin Remas Baiturrahman, Edisi V, 27 Mei 2011 M / 24 Jumadil Akhir 1432 H)
OLEH : ZULKIFLI, S.Pd.I

Menuntut ilmu merupakan suatu kewajiban bagi kaum muslimin, baik wanita maupun pria, tua atau muda. Dalam sebuah hadits Nabi bersabda:
طلب العلم فريضة على كل مسلم ومسلمة.
Menuntut ilmu itu adalah kewajiban bagi setiap muslim baik laki-laki maupun perempuan.”
Menuntut ilmu bukan hanya kewajiban, tapi juga merupakan kebutuhan kita, yang apabila tidak kita penuhi akan memberi dampak bagi kelangsungan hidup kita sendiri. Menuntut ilmu dalam hal ini tidak dibatasi hanya ilmu-ilmu agama seperti fiqih, Al-Qur’an, hadits, tafsir, akidah, akhlak, dll, tetapi mencakup segala macam ilmu, seperti ilmu mande (membuat perhiasan), ilmu kaligrafi, ilmu beladiri, ilmu bisnis, ilmu kedokteran, ilmu hukum, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, ilmu bahasa, dsb.  Intinya, kita diperintahkan untuk mempelajari ilmu apapun sesuai dengan minat dan bakat kita. Sebagaimana diisyaratkan di dalam Al-Qur’an surat al-Alaq ayat 1-5 yang artinya: "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya."
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa wahyu pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW adalah surat Al-Alaq ayat 1-5 seperti yang sudah kita baca tadi. Dari ayat itu kita dapat mengetahui bahwa perintah pertama yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW adalah membaca. Membaca segala sesuatu baik yang tersurat seperti yang ada di dalam Al-Qur'an, buku-buku, koran, majalah, artikel, buletin dan lain-lain maupun yang tersirat di alam semesta ini, seperti membaca sifat dan karakter manusia, membaca keadaan alam semesta, membaca perubahan cuaca dan iklim bumi dan lain sebagainya.
Pada ayat pertama surat Al-Alaq di atas, Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad untuk membaca tanpa menyebutkan apa yang harus dibaca. Padahal kata membaca itu adalah kata kerja transitif yaitu kata kerja yang membutuhkan objek. Namun, dalam ayat di atas tidak disebutkan objeknya. Ini mengisyaratkan kepada kita bahwa yang harus kita baca atau yang harus kita pelajari itu tidak terbatas, tidak hanya ilmu-ilmu agama, tetapi kita diperintahkan juga untuk membaca atau mempelajari segala macam ilmu sesuai dengan kemampuan kita. Seperti ilmu kedokteran, fisika, kimia, biologi, matematika, bahasa, seni, budaya, dll.
Perintah membaca diulangi lagi pada ayat ketiga. Ini merupakan dorongan untuk meningkatkan minat baca. Kenapa bisa demikian? Karena perintah kedua ini menjanjikan manfaat yang diperoleh dari bacaan. Allah menjanjikan bahwa pada saat membaca "hanya karena Allah", maka Allah akan menganugerahkan kepadanya ilmu pengetahuan, pemahaman-pemahaman, dan wawasan-wawasan baru.
Kemudian pada ayat keempat Allah menjelaskan bahwa dengan perantaraan kalam terjadi proses belajar-mengajar antar manusia, hubungan dan komunikasi antar sesama, sehingga pengetahuan seseorang dapat ditransfer kepada orang lain. Hasil kalam yang berupa tulisan dan data bisa dikembangkan lagi menjadi berbagai bentuk informasi konkret sehingga tugas manusia untuk memakmurkan dunia dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya semakin dapat terpenuhi.
Demikian perintah membaca merupakan perintah yang paling awal dan paling berharga yang dapat diberikan kepada umat manusia. Hal itu disebabkan karena membaca merupakan jalan yang menghantarkan manusia mencapai derajat kemanusiaan yang sempurna. Atau dengan kata lain, dengan membaca manusia dapat membangun sebuah peradaban yang maju, karena semakin luas pembacaan, maka semakin tinggi pula peradabannya.
Membaca merupakan salah satu bagian terpenting dari proses pendidikan. Sehingga dapat kita katakan bahwa perintah yang pertama kali diberikan kepada manusia yaitu Nabi Muhammad SAW adalah melaksanakan proses pendidikan. Pendidikan itu dilakukan sebagai upaya dalam proses penyiapan sumber daya manusia yang berkualitas.
Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam pembangunan suatu bangsa. Melalui pendidikan, orang akan dapat melakukan perubahan. Melalui pendidikan dapat mengurangi kemiskinan; meningkatkan kesejahteraan; memajukan perekonomian; meningkatkan keamanan dan ketertiban, dan yang terpenting adalah meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. 
Pendidikan sebenarnya bertujuan untuk memanusiakan manusia. Artinya bagaimana kita mengolah segala potensi yang ada dalam diri kita, meningkatkan sumber daya yang kita miliki sehingga kehidupan kita akan menjadi lebih baik.
Sebagai contoh, dengan adanya pendidikan kedokteran akan melahirkan orang-orang ahli dalam bidang kedokteran, berkualitas dan profesional di bidangnya. dan akhirnya semua pihak akan merasakan manfaatnya. Jadi dengan adanya pendidikan kedokteran maka akan memudahkan manusia mengetahui kondisi kesehatannya.
Contoh lain, dengan adanya pendidikan hukum, maka keamanan dan ketertiban hidup manusia akan menjadi lebih baik. Begitu juga dengan pendidikan-pendidikan yang lain, seperti pendidikan fisika, biologi, kimia, ekonomi, sejarah, seni dan lain sebagainya dapat meningkatkan kesejahteraan hidup manusia.
Dengan adanya berbagai macam pendidikan maka sumber daya manusia akan semakin berkualitas karena pendidikan dapat mengatasi berbagai masalah kehidupan. Seperti masalah kesehatan, politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Pendidikan juga dapat mengangkat derajat, harkat dan martabat manusia sebagaimana dijelaskan di dalam Al-Qur'an surat Al-Mujadilah ayat 11: "Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan."  
Jelaslah dalam ayat di atas bahwa orang yang berilmu akan diangkat derajatnya baik di sisi Allah maupun di hadapan sesama manusia. Oleh karena itu, hendaklah kita senantiasa menuntut ilmu sepanjang umur kita dan mencintai ilmu pengetahuan supaya kita tidak termasuk golongan orang-orang yang celaka sebagaimana sabda Nabi SAW:
كن عالما أو متعلما أو مستمعا أو محبا ولا تكن خامسا فتهلك (رواه البيهقى)
"Jadilah kamu orang pandai, pelajar, pendengar, atau pecinta. Dan janganlah kamu menjadi orang kelima sebab kamu akan binasa." (HR. Al-Baihaqi).
Hadits di atas menjelaskan bahwa orang muslim itu harus pandai (alim), bisa mengajar orang lain. Bila belum mampu, jadilah penuntut ilmu dulu atau belajar dulu kepada orang lain, sekolah atau kuliah. Apabila tidak mampu belajar karena biaya dan lain sebagainya, maka jadilah pendengar yang setia, mendengarkan informasi dari radio, televisi, pergi ke majlis-majlis ta'lim, dan sebagainya. Bila itu semua tidak mampu kita lakukan karena suatu sebab maka hendaknya kita menjadi pecinta, yaitu mencintai ilmu yang dimiliki oleh orang lain, mencintai orang pandai, pelajar, dan pendengar ilmu pengetahuan. Dan jangan sampai kita menjadi golongan yang kelima yaitu pembenci, yakni benci ilmu, benci orang pandai, dan benci kepada penuntut ilmu. Karena kalau kita membenci ilmu pengetahuan maka kita akan binasa sebab tidak tahu apa-apa. Naudzubillahi min dzalik.
Demikianlah Allah menjelaskan betapa mulianya kedudukan ilmu pengetahuan karena dengan ilmu pengetahuan manusia mampu menggali segala potensi dan sumber daya yang dimilikinya. Dengan ilmu pengetahuan hidup manusia akan lebih mudah, tenang, aman, damai, dan bahagia.
Wallahu A’lamu Bishshawaab.

No comments:

Post a Comment